Minggu, 01 September 2013

The Vampire Of Dusseldorf


Awal Sebuah Kegilaan   
                                                                 

Peter Kurten Mugshot
Peter Kurten a.k.a The Vampire Dusseldorf


Dalam seluruh sejarah kejahatan yang pernah terjadi,belum ada satu pembunuh yang bisa 
menyebabkan ketakutan dan kengerian yang berdampak luas selain yang dilakukan oleh Peter Kurten a.k.a The Vampire Dusseldorf, Kebiadaban seksual dan Pembunuhan yang dilakukannya antara bulan Februari - November 1929 memicu gelombang kengerian yang besar ,bukan hanya di Jerman ,tapi juga di seluruh pelosok dunia.




Pembunuhan pertamanya dilakukan pada 25 Mei 1913,Kurten menghabiskan waktu musim seminya dengan dengan menyendiri di bar umum di apartemen tempat ia tinggal.Pada Malam yang istimewa ini,ia mengamati sebuah penginapan di kota Koln,Berikut penuturannya :




"Saya masuk ke sebuah penginapan di Wolfstrasse - sebuah penginapan yang dimiliki oleh Klein saya naik ke lantai pertama ,saya melihat dan membuka beberapa pintu kamar namun tak ada satupun benda yang layak untuk di curi ,tetapi di tempat tidur aku melhat seorang gadis kecil sedang tidur,umurnya sekitar 10 tahun,dan berselimut bulu tebal".

Diapun meraih leher gadis itu dan mencekiknya dengan dua tangan,Gadis malang itu berusaha melawan sekuat tenaga sebelum akhirnya dia kehilangan kesadarannya dan kemudian Kurten menjatuhkan gadis tersebut di atas tempat tidur dan mulai menembus vagina gadis tersebut dengan jari - jarinya .

"Aku punya pisau lipat kecil tajam,ku pegang kepala gadis tersebut dan aku mulai memotong lehernya ,aku melihat darah menyembur dari tenggorokan dan menetes di atas tikar di samping tempat tidur dan beberapa juga muncrat di atas tanganku ,Semuanya berlangsung selama 3 menit .Lalu aku pergi mengunci pintu dan kembali pulang ke Dusselddorf".

Mayat anak itu pucat,pada lidah terdapat luka bekas gigitan,pada tenggorokan ada dua luka terpisah satu sama lain,yang satu dangkal ,hanya sampai 1-2mm dan yang lainnya dalamnya 9cm.

Korban pertama Kurten seorang gadis kecil bernama Christine Klein yang berumur 10 tahun yang bersekolah di dekat Koln ,Ayahnya ,Peter Klein sendiri menaruh kecurigaan pada saudaranya sendiri yang bernama Otto,Pada malam sebelumnya, Otto Klein berniat untuk meminjam uang pada saudaranya tersebut namun ditolak oleh Peter Klein,dalam rasa marah,Otto pun mengancam akan melakukan sesuatu pada saudaranya tersebut "yang akan diingat sepanjang hidupnya" Di ruang dimana anak telah di bunuh, Polisi menemukan sapu tangan dengan inisial "PK" yang tampaknya diperkirakan bahwa saudaranya Otto meminjam sapu tangan tersebut dari saudaranya Peter Klein.

Kecurigaan terhadap Otto diperkuat oleh motif nya tentang rasa sakit hatinya terhadap Peter Klein,si gadis di cekik hingga tak sadarkan diri,lalu tenggorokannya dipotong dengan pisau tajam ,ada tanda - tanda pelecehan seksual,namun bukan pemerkosaan ,lalu jarinya pun dimasukkan dalam kelamin gadis tersebut,dia didakwa sebagai pelaku pembunuh Christine Klein,namun juri,meskipun sebagian juri pengadilan  yakin kalau Otto lah pelakunya,namun para juri belum merasa cukup bahwa bukti belum cukup dan akhirnya Otto pun dibebaskan.

Pada hari berikutnya ,Kurten kembali ke Mullheim dan dia memutuskan untuk duduk dan minum segelas bir di kafe yang berhadapan dengan penginapan Tuan Klein ,Dia pun berkata pada orang di sekelilingnya yang sedang membicarakan tentang kasus pembunuhan tersebut,"Semua kengerian dan amarah tidak baik baginya". Kurten selamat dari penangkapan namun rasa kekejamannya pun mulai bangkit kembali,dengan nafsunya yang haus darah ,Kurten segera memulai serangan menggunakan Kapak dan Cekikan terhadap rakyat Dusseldorf.

Setelah akhirnya dia menghabiskan periode tahun 1921 di penjara,akhirnya dia memutuskan untuk pergi ke Altenburg dan menikah ,Kurten nampaknya telah menjalani kehidupannya lagi dengan normal,dia mendapat pekerjaan tetap disebuah pabrik dan menjadi sangat aktif di kalangan serikat pekerja ,dengan kedok barunya sebagai seorang aktivis politik ,akhirnya 4 tahun nya dihabiskan dengan rasa kedamaian .

Pada tahun 1925 ,peter memutuskan untuk kembali lagi ke Dusseldorf dan sekali lagi kota ini mebangkitkan gairah liarnya untuk berbuat kriminal ,Kurten melihat cahaya malam lagi di kota itu ,dengan rasa gembiranya diapun berkata "Matahari terbenam berwarna merah darah saya telah kembali". dia mengartikan  bahwa ini memang merupakan takdirnya.Empat tahun serangan pembakaran dan kejahatan kecil tampaknya telah menguasai serial killer ini ,tetapi ini hanya merupakan awal dari sebuah kengerian yang disaksikan oleh warga Dusseldorf pada tahun 1929



to be continued





Sumber:

trutv

0 komentar:

Posting Komentar